Apa itu Hash?
Hash adalah sidik jari digital. Kamu masukkan data apa pun—teks, angka, file—dan keluar satu string acak dengan panjang tetap. Gak peduli ukuran input-nya, hasil hash selalu konsisten dalam format, tapi unik. Contoh: Input: "Halo Dunia" Output: 79b1a3... (SHA-256)
Definisi: Hash adalah fungsi kriptografi yang mengubah data input menjadi string alfanumerik dengan panjang tetap, berfungsi sebagai sidik jari digital.
Kenapa Hash Penting di Blockchain?
Hash adalah fondasi keamanan di blockchain. Ia memastikan:
• Data tidak bisa diubah sembarangan
• Setiap blok di blockchain merujuk ke hash blok sebelumnya
• Semua transaksi bisa diverifikasi dengan cepat dan efisien
Dengan hash, blockchain bisa menjamin integritas dan imutabilitas data—tanpa harus menyimpan seluruh isi dunia.
Cara Kerja Hash
• Blockchain seperti Bitcoin pakai algoritma SHA-256
• Sedikit perubahan di input → hasil hash berubah total. Ini disebut avalanche effect
• Tidak bisa dibalik. Kamu gak bisa dapat input awal dari hasil hash
Contoh analogi:
Hash itu seperti blender. Kamu masukkan pisang, susu, dan stroberi → keluar smoothie. Tapi kamu gak bisa ambil smoothie dan ngembaliin ke bentuk buahnya.
Risikonya Apa?
• Kalau algoritma hash tua dan lemah, bisa ditembus (meski jarang)
• Hash collision (dua input beda menghasilkan hash sama) sangat berbahaya, tapi hampir mustahil di algoritma modern seperti SHA-256
• Di luar blockchain, hash juga dipakai untuk password. Kalau bocor dan gak dilindungi baik, tetap bisa di-crack pakai brute force
Penutup
Hash adalah tulang punggung verifikasi di Web3. Tanpa hash, gak ada transparansi, gak ada keamanan. Bahkan NFT dan password kamu sehari-hari di-backup oleh hash. Mungkin kelihatan teknis, tapi begitu kamu paham, kamu lihat blockchain dengan cara yang berbeda.
Kata Kunci Terkait:
hashSHA-256sidik jari digitalavalanche effectkriptografiblockchainintegritaspassword
Dipublikasikan: 15/1/2024
Kategori: FundamentalsLevel: Intermediate